A, Intermezzo
Indonesia, negara tempat tinggal kita dimana kita lahir, tumbuh, dan mungkin akan menjadi tempat peristirahatan kita. Kita semua tahu seluk beluk negara kita ini, terutama sejarah berdirinya negara ini yang dimulai dari berdirinya kerajaan - kerajaan sampai proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Tapi pernah terpikirkah oleh anda bahwa negara kita ini bukan negara kemerdekaan melainkan negara pemberian? Ya, tentu saya tahu bahwa Indonesia memproklamasikan dirinya merdeka oleh Ir. Soekarno. Tetapi tidak dapat terelakkan bahwa saat Jepang kalah oleh sekutu pihak Jepang memberikan semua negara jajahannya kepada sekutu, termasuk Indonesia. Yang berarti Indonesia seharusnya dalam penjajahan sekutu yang diberikan oleh Jepang.
Oleh karena itu pada post ini kita akan membahas apakah Indonesia merupakan negara perjuangan atau negara pemberian.
B. Sejarah Indonesia Sebelum dan Sesudah Proklamasi
Untuk mengetahui jawaban tersebut, pertama kita harus tahu sejarah Indonesia saat sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan. Mengapa saya beri garis bawah pada kata sesudah? Karena jawaban kita terdapat pada masa sesudah kemerdekaan. Oleh karena itu saya akan beri anda sejarah indonesia, sebelum dan sesudah kemerdekaan.
Masa penjajahan dimulai dari penjajahan bangsa Portugis yang awalnya hanya mencari rempah dan keuntungan Tetapi penjajahan protugis tidak berlangsung lama berkat perjuangan Fatahillah.
Masa penjajahan Portugis berakhir pada tahun 1602 setelah masuknya Belanda ke Indonesia dan masa penjajahan pun berlangsung selama kurang lebih 300 tahun. Pada tahun 1942 Jepang menyerang Indonesia yang saat itu sedang dijajah oleh Belanda. Belanda menyerah tanpa syarat melalui perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942.
Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan hangat oleh bangsa Indonesia. Namun dalam kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan Negara imperialis lainnya. Jepang termasuk negara imperialis baru, seperti Jerman dan Italia. Sebagai Negara imperialis baru, Jepang membutuhkan bahan-bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan pasar bagi barang-barang industrinya.
Pemerintahan Jepang di Indonesia berakhir setelah Jepang kalah dari tentara sekutu di Perang Dunia II. Dua kota di Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom oleh tentara sekutu. Setelah mendengar adanya kekalahan Jepang, dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Cosakai yang diketuai oleh Radjiman Widyodiningrat. Nama BPUPKI diganti menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan bangsa Indonesia untuk merdeka.
Soekarno dan Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Namun pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.
Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan ‘hadiah’ dari Jepang. Setelah mendengar Jepang menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi.
Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana berdiskusi dengan Ibrahim dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu – buru memproklamasikan kemerdekaan.
Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Atas nama bangsa Indonesia Proklamasi Kemerdekaan telah dikumandangkan oleh Bung Karno didampingi oleh Bung Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Satu langkah maju sudah ada pada genggaman bangsa Indonesia melalui Proklamasi kemerdekaan tersebut. Sebagai negara yang baru memproklamasikan kemerdekaan, Indonesia mendapat simpati dari bangsa-bangsa di dunia. Hal ini tampak dari adanya pengakuan negara lain terhadap Proklamasi 17 Agustus 1945. Sebagai sebuah negara merdeka, maka pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan Undang-Undang Dasar (UUD 1945) dan pemilihan Presiden yaitu Bung Karno dan Bung Hatta sebagai Wakil Presiden.
Semula rakyat Indonesia menyambut dengan senang hati kedatangan Sekutu, karena mereka mengumandangkan perdamaian. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa Netherlands Indies Civil Administration (NICA) di bawah pimpinan Van der Plass dan Van Mook ikut di dalamnya, Sikap rakyat Indonesia menjadi curiga dan bermusuhan. NICA adalah organisasi yang didirkanorang-orang Belanda yang melarikan diri ke Australia setelah Belanda menyerah pada Jepang. Organisasi ini semula didirikan dan berpusat di Australia.
Keadaan bertambah buruk karena NICA mempersenjatai kembali KNIL setelah dilepas Oleh Sekutu dari tawanan Jepang. Adanya keinginan Belanda berkuasa di Indonesia menimbulkan pertentangan, bahkan diman-mana terjadi pertempuran melawan NICA dan Sekutu. Tugas yang diemban oleh Sekutu yang dalam hal ini dilakukan oleh Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) ternyata memiliki agenda yang terselubung.
Kedatangan pasukan Sekutu justru diboncengi oleh NICA yang tidak lain adalah orang-orang Belanda yang ketika Jepang dating melarikan diri ke Australia dan membentuk kekuatan di sana. Mereka memiliki keinginan untuk menghidupkan kembali Hindia Belanda. Dengan demikian sikap Indonesia yang semula menerima kedatangan Sekutu menjadi penuh kecurigaan dan kemudian berkembang menjadi permusuhan.
Dugaan mereka pun benar. pertempuran - pertempuran terjadi di berbagai tempat. Dimulai dari pertempuran Ambarawa sampai Bandung lautan api.
Melihat kekerasan yang ditimbulkan oleh Belanda terhadap Indonesia, dunia pun marah terhadap perbuatan tersebut. Akhirnya perang antara Indonesia dan Belanda berubah menjadi perang perundingan. Dimulai dari perundingan Hooge Veluwe sampai Konferensi Meja Bundar Indonesia memperjuangkan kemerdekaannya melalui jalur diplomasi yang berakhir dengan pengakuan kedaulatan Negara Indonesia oleh negara lain.
C. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Negara Indonesia adalah negara perjuangan. Alasan mengapa Indonesia bukan negara pemberian karena Indonesia tidak memenuhi kriteria tersebut. Jika anda pernah membaca sejarah kemerdekaan negara Kongo anda pasti akan bilang, "Kongo juga melawan negara yang menjajahnya dan memproklamasikan kemerdekaan negaranya". Yang anda bilang sangatlah benar. Tapi Indonesia telah melakukan hal yang lebih daripada apa yang dilakukan oleh Kongo.
Pertama, negara Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya TIDAK pada tanggal yang dijanjikan oleh Jepang. Kedua, Indonesia sudah membuktikan kepada negara lain bahwa Indonesia mempunyai pemerintahan sendiri dan masih mampu untuk membela tanah air dari kedua serangan agresif Belanda. Dan yang terakhir Indonesia, dengan melalui jalur diplomasi, berusaha agar negara lain mengakui Indonesia sebagai suatu negara yang berdaulat.
Dengan ketiga alasan yang kuat tersebutlah Indonesia merupakan negara perjuangan, bukan negara pemberian.
Sumber:
https://arifashkaf.wordpress.com/2014/10/07/sejarah-perjuangan-kemerdekaan-indonesia-proklamasi-dan-perumusan-pancasila-dasar-filsafat-negara-uud-1945/
https://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar