Selasa, 21 November 2017

Pengenalan Prolog

Image result for Prolog





Prolog adalah singkatan dari Programming in Logic. Prolog adalah bahasa yang dibangun atas dasar pemrograman alamiah dan logika.Prolog merupakan bahasa deklaratif, artinya jika diberi fakta dan aturan maka Prolog  akan menyelesaikan problem secara deduktif, atau menurunkan kesimpulan sebagai  jawaban berdasarkan fakta dan aturan yang diberikan.  Perbedaan bahasa deklaratif dan prosedural :  Pada  bahasa  deklaratif  hanya  membutuhkan  deklarasi  atau  uraian  masalah,  sedangkan pada bahasa prosedural seperti : bahasa C, dll memerlukan perintah. 

1.    Dasar-dasar Prolog

1.1 Fakta & Relasi
Prolog terdiri dari kumpulan data-data objek yang merupakan suatu fakta.
Fakta dibedakan 2 macam : 
Menunjukkan relasi. 
Menunjukkan milik/sifat.
Penulisannya diakhiri dengan tanda titik “.”
Contoh: 
Fakta: Budi adalah ayah Amir
Prolog: ayah(budi,amir).

1.2 Aturan / Rule
Aturan adalah suatu pernyataan yang menunjukkan bagaimana fakta-fakta berinteraksi satu dengan yang lain untuk membentuk suatu kesimpulan. Sebuah aturan dinyakatakan sebagai suatu kalimat bersyarat. 

Kata “if” adalah kata yang dikenal Prolog untuk menyatakan kalimat bersyarat atau disimbolkan dengan “:-“.
Contoh: 
Fakta: Tono suka sesuatu yang disukai Budi
Prolog: suka(tono,Sesuatu) :- suka(tino,Sesuatu).

1.3 Pertanyaan / Query
Penulisannya diawali simbol “?-“ dan diakhiri tanda “.”.
Contoh:
Suka(jono, ikan).
Suka(jono, Ani).
Suka(ani, buku).

?- suka(jono, ani).
Yes
?- suka(ani, ikan).
No.

2.    Struktur program Prolog

2.1 Domain
Berisi deklarasi (pernyataan) tenntang jenis data yang digunakan dalam fakta dan aturan. Terdapat 6 buah domain standar:

o Integer: -32.768 sampai 32.767
o Real: 1e-307 sampai 1e+308
o Char
o String
o Symbol: Kumpulan karakter yang diawali dengan huruf kecil
o File: Digunakan untuk operasi file

Dapat pula mendefinisikan domain lain yang terdiri dari domain standar

2.2 Predicates
Nama simbolik untuk relasi. Contoh:
ayah(budi,anis).
   
Bentuk umum dari fakta diatas ditulis:
predikat(symbol,symbol)

budi dan anis disebut aritas (arity)

Jumlah argumen disebut aritas (arity)
Ditulis tanpa diakhiri tanda titik
Syarat penulisan nama predikat:
Diawali huruf kecil dan dapat diikuti huruf, angka, atau garis bawah
Panjang nama maksimum 250  karakter
Tidak diperbolehkan menggunakan spasi, tanda minus, tanda bintang, dan garis miring

2.3 Variable
Besaran yang nilainya dapat berubah-ubah
Contoh: ayah(X,didi) 
X = anang, X adalah variabel

Tata cara penulisan variabel
Harus diawali huruf besar atau garis bawah ( _ )
Dapat terdiri dari huruf, angka atau simbol dan merupakan satu kesatuan
Panjang maksimum 250  karakter
Hendaknya mengandung makna yang berkaitan dengan data yang dinyatakannya

2.4 Goal Majemuk
Goal merupakan pernyataan yang diajukan kepada prolog
Contoh: ayah(budi, anang).

Goal majemuk merupakan goal yang terdiri dari satu pernyataan
Contoh: 
mobil(Merk, Warna, Harga).
Merk = VW.
Warna=merah..
Harga=35.

Sumber:
Clocksin, William F. and Mellish, Christopher S. 2003. Programming in Prolog. New York: Berlin Heidelberg.
Andoko, A. 1989. Tuntutan Praktis Pemrograman Turbo Prolog, Menggunakan Program-Program Pada Turbo Prolog 2.0. PT Elex Media Komputerindo, Jakarta.

Senin, 30 Oktober 2017

Penggunaan OpenGL Pada NetBeans (Java)



Membuat Program Membuat Garis Koordinat dengan Menggunakan OpenGL pada NetBeans
Image result for grafik komputer dan pengolahan citra
+

Image result for netbeans logo
Program ini dapat menggambar garis horizontal, vertikal dan diagonal dengan berdasarkan input titik awal garis dan titik akhir garis dari hasil input user. Program ini terdiri dari 4 class, yaitu:

1. Prog_GarisKoordinat (Main Class)
2. Prog_Vertikal
3. Prog_Horizontal
4. Prog_Diagonal

Untuk lebih lengkapnya silahkan klik link dibawah untuk penjelasan lebih lanjut:

User Guide + Penelasan

Source Code

Jumat, 20 Oktober 2017

PEAS (Performance Measure, Environment, Actuators, and Sensor)

PEAS

Ketika kita akan membuat suatu rancangan agent, kita harus mengidentifikasi lingkungan masalah atau yang biasa kita sebut dengan “Task Environment”

Task Environment-nya adalah:
P (Performance measure) : Komponen keberhasilan/ tujuan/ target agent
E (Environment) : Kondisi sekitar lingkungan agent
A (Actuators) : Segala sesuatu yang dilakukan agent
S (Sensors) : Segala sesuatu yang menjadi input agent

Contoh penggunaan PEAS:
1)  Taksi Otomatis
Sebuah agent taksi otomatis yang menerima penumpang dan mengantarkannya ke tujuan.
a. Performance measure: sampai tujuan, tidak melanggar lalu lintas, perjalanan nyaman.
b. Environment: jalan, lalu lintas, pejalan kaki, pelanggan.
c. Actoators: arah stir, gas, rem, klakson, sinyal kiri atau kanan.
d. Sensors: video, speedometer, GPS, keyboard.

2) Medical Diagnosis System
Sebuah agent Medical Diagnosis System yang mendiagnosa pasien secara otomatis.
a. Performance measure: pasien sembuh, biaya murah, tidak menyalahi hukum.
b. Environment: pasien, rumah sakit, suster, dokter.
c. Actoators: layar monitor (pertanyaan, test, diagnosa, treatment, petunjuk).
d. Sensors: keyboard (masukkan gejala penyakit, jawaban pasien).

3) Robot Pabrik Penjamin Mutu
Sebuah robot yang melakukan pemisahan komponen yang bermutu tinggi pada ban berjalan ke dalam kotak berbeda.
a. Performance measure: presentase jumlah komponen yang diletakkan pada kotak yang benar.
b. Environment: ban berjalan, komponen yang diuji, kotak.
c. Actuators: gerak lengan dan tangan robot.
d. Sensors: kamera, sensor fisik.

4) Interactive English Tutor
Sebuah agent tutor yang memberikan latihan english secara interaktif
a. Performance measure: nilai skor maksimal.
b. Environment: para siswa.
c. Actuators: laya monitor (latihan, saran koreksi).
d. Sensors: keyboard.
Sumber:
http://artikel-teknologi-informasi.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-agent-pada-ai-artificial.html
http://riansetyawan72.blogspot.co.id/2017/10/definisi-dan-konsep-agent-serta-contoh.html

Agent dan Konsep Agent Pada AI

Definisi Agent

Agent adalah segala sesuatu yang dapat dipandang sebagaimana mengamati lingkungannya melalui sensor dan bertindak atas lingkungan yang melalui efektor. Agen manusia memiliki mata, telinga, dan organ lain untuk sensor, dan tangan, kaki, mulut, dan bagian tubuh lainnya untuk efektor. Sebuah pengganti agen robot kamera dan berbagai pencari inframerah untuk sensor dan berbagai motor untuk efektor.

Dalam kecerdasan buatan, intelligent agent (IA) adalah sebuah entitas otonom yang mengamati dan bertindak atas lingkungan (yaitu membutuhkan agen) dan mengarahkan aktivitasnya untuk mencapai tujuan  yaitu rasional. Intelligent agen juga dapat belajar atau menggunakan pengetahuan untuk mencapai tujuan mereka. Russell & Norvig (2003) mengartikan Rational Agent  yang mengerjakan segala sesuatu hal dengan benar.

Konsep - Konep Agent:
1) Rational Agent
a. Rational agent adalah suatu agent yang selalu bertindak memaksimalkan ukuran kinerja, mengingat apa yang ia amati tentang lingkungan (sejarah input) dan pengetahuan lain yang dimilikinya.
b. Rational tidak berarti sempurna: ada aspek lingkungan yang tidak diketahui, di luar kendali.
c. Terkadang agent bermulai tanpa pengetahuan lingkungan → exploration, learning, autonomy.

2) Task Environment
Ketika merancang sebuah agent, kita harus mendefinisikan lingkungan masalah (task environment), yakni :
a. Performance measure: apa saja yang menjadi ukuran kinerja agent?
b. Environment: di manakah agent berperan?
c. Actuators: apa saja yang bisa dilakukan si agent?
d. Sensors: apa saja yang menjadi perantara input untuk agent?
e. PEAS

3) Struktur sebuah agent
a. Agent function
    Sebuah fungsi yang memetakan sejarah input (percept sequence) terhadap tindakan yang dilakukan (action)
          f : P* → A
b. Agent program
    Sebuah program yang mengimplementasikan fungsi f di atas arsitektur
c. Agent = Arsitektur + Program
d. Agent program menerima input percept terakhir (*mungkin* ia menyimpan percept sequence di dalam memory-nya)

Conto Pengaplikasian Agents:
1)  Taksi Otomatis
Sebuah agent taksi otomatis yang menerima penumpang dan mengantarkannya ke tujuan.
a. Performance measure: sampai tujuan, tidak melanggar lalu lintas, perjalanan nyaman.
b. Environment: jalan, lalu lintas, pejalan kaki, pelanggan.
c. Actoators: arah stir, gas, rem, klakson, sinyal kiri atau kanan.
d. Sensors: video, speedometer, GPS, keyboard.

2) Medical Diagnosis System
Sebuah agent Medical Diagnosis System yang mendiagnosa pasien secara otomatis.
a. Performance measure: pasien sembuh, biaya murah, tidak menyalahi hukum.
b. Environment: pasien, rumah sakit, suster, dokter.
c. Actoators: layar monitor (pertanyaan, test, diagnosa, treatment, petunjuk).
d. Sensors: keyboard (masukkan gejala penyakit, jawaban pasien).

3) Robot Pabrik Penjamin Mutu
Sebuah robot yang melakukan pemisahan komponen yang bermutu tinggi pada ban berjalan ke dalam kotak berbeda.
a. Performance measure: presentase jumlah komponen yang diletakkan pada kotak yang benar.
b. Environment: ban berjalan, komponen yang diuji, kotak.
c. Actuators: gerak lengan dan tangan robot.
d. Sensors: kamera, sensor fisik.

4) Interactive English Tutor
Sebuah agent tutor yang memberikan latihan english secara interaktif
a. Performance measure: nilai skor maksimal.
b. Environment: para siswa.
c. Actuators: laya monitor (latihan, saran koreksi).
d. Sensors: keyboard.

Sumber:
Russel, Stuart J. and Norvig Peter. 2010. Artificial Intelligence A Modern Approach. Pearson: New Jersey

Sabtu, 30 September 2017

Artificial Intelligence

                                    Image result for artificial intelligence




    Artificial Intelligence atau AI adalah kemampuan dari sebuah komputer untuk berfikir seperti manusia bahkan lebih baik dibandingkan manusia . Dalam bahasa Indonesia Artificial Inteligence atau AI artinya Kecerdasan Buatan , biasanya sebuah sistem AI memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi baru yang akan dikumpulkan agar sistem AI menjadi lebih cerdas lagi.

    Artificial Intelligence biasanya berbentuk mesin atau software , tujuan dari AI ini adalah untuk menggantikan peran manusia agar sebuah pekerjaan atau pemecahan suatu masalah dapat lebih mudah dan efisien.

Image result for artificial intelligence


    AI sebenarnya muncul dan mulai diyakini keberadaannya pertama kali pada kisah mitologi Yunani dan peradaban Mesir Kuno. Namun sistem kecerdasan buatan ini mulai efektif di era 1950 an, dengan dimulainya pengembangan komputer elektronik pada tahun 1941 dan pengembangan stored program pada tahun 1949 maka muncul dorongan untuk mempelajari AI lebih jauh.


    Pada tahun 1951 , untuk pertama kalinya terciptalah sebuah sistem kecerdasan buatan yang benar-benar bekerja , dengan menggunakan komputer Ferranti Mark 1 , Christopher Strachey dan Dietrich Prinz berhasil membuat sebuah permainan catur melawan komputer.

    Jika kalian bertanya , siapakah pencetus Artificial Intelligence , maka jawabannya adalah John McCarthy yang disebut sebagai bapak artificial intelligence dunia karena pada tahun 1956 untuk pertama kalinya kata ” artificial intelligence ” dikenalkan pada Dartmouth Conference.
Image result for Dartmouth Conference
Darthmouth Conference



Berikut dibawah ini merupakan contoh dari pengaplikasian dari AI:

1.      Natural Language Processing (NLP)

    NLP mempelajari bagaimana bahasa alami itu diolah sedemikian hingga user dapat berkomunikasi dengan komputer. Konsentrasi ilmu ini adalah interaksi antara komputer dengan bahasa natural yang digunakan manusia, yakni bagaimana komputer melakukan ekstraksi informasi dari input yang berupa natural language dan atau menghasilkan output yang juga berupa natural language, misalnya pada system Automated online assistant seperti gambar 1.3 dan deteksi email spam yang cerdas.
Penerapan NLP pada automated online asistant berbasis web

2.  Computer Vision

    Ilmu ini erat kaitannya dengan pembangunan arti/makna dari image ke obyek secara fisik. Yang dibutuhkan didalamnya adalah metode-metode untuk memperoleh, melakukan proses, menganalisa dan memahami image. Apabila cabang ilmu ini dikombinasikan dengan Artificial Intelligence secara umum akan mampu menghasilkan sebuah visual intelligence system. Akuisisi dan pemrosesan informasi berupa vision dapat ditampilkan pada gambar:

Model persepsi visual pada computer vision
Contoh penerapan computer vision untuk identifikasi wajah


3. Non Player Character (NPC)

    Game biasanya memiliki karakter yang dikontrol oleh user, dan karakter lawan yang dikontrol oleh game itu sendiri. Dimana kita harus merancang aturan-aturan yang nantinya akan dikerjakan oleh karakter lawan. Game akan menjadi menarik apabila karakter lawan (non-player) bereaksi dengan baik terhadap apa yang dilakukan oleh player. Hal ini akan memancing penasaran user dan membuat game menarik untuk dimainkan. Tujuan intinya adalah membuat non-player memiliki strategi yang cerdas untuk mengalahkan player. Pada bidang ini,  AI dibutuhkan, yaitu untuk merancang dan menghasilkan game yang fun serta antarmuka antara man-machine yang cerdas dan menarik untuk dimainkan.
Game tingkat lanjut yang menerapkan AI

Sumber:
Russel, Stuart J. and Norvig Peter. 2010. Artificial Intelligence A Modern Approach. Pearson: New Jersey

Senin, 19 Juni 2017

Service Level Agreement dan Operational Level Agreement

A. Service Level Agreement (SLA)

Image result for service level agreement adalah
Ketika memesan makanan di sebuah restoran, pernahkah anda mendengar seorang pelayan mengatakan bahwa makanan yang anda pesan akan tersaji dalam waktu sekian menit ? Nah, waktu yang disebutkan pelayan tersebut adalah SLA yang dijanjikan oleh restoran tersebut kepada anda sebagai pelanggan. Artinya restoran tersebut memiliki tanggung jawab kepada anda untuk dapat menyediakan makanan dalam rentang waktu yang dijanjikan.


Contoh lainnya saat kita ingin membeli sebuah VPS biasanya akan muncul istilah SLA dalam daftar fitur atau jaminan kualitasnya. Apalagi kalau sudah ada tulisan SLA 99%, 99.9% atau bahkan 99,99%. Sebenarnya maksud persen ini juga apa? SLA 99% itu maksudnya dalam sebulan (atau 30 hari, tergantung providernya) ada jaminan uptime sebesar 99%. Jadi kalau VPS anda down dan disebabkan oleh penyedianya (masalah jaringan, node servernya kena abuse user lain, harddisk rusak dan sebagainya) dan bila dihitung lamanya lebih dari 1% dari 30 hari maka anda bisa klaim ganti rugi. Bisa dikatakan si provider hosting yakin akan kestabilan dan kualitas layanannya hingga berani menjamin, tapi ini sebenarnya hal standar.

Dengan demikinan, SLA merupakan kesepakatan formal yang dapat dinegosiasikan guna mengidentifikasi harapan, tanggung jawab, dan memfasilitasi komunikasi antara penyedia produk/layanan (supplier) dengan pelanggannya (costumers) yang diukur dengan jangka waktu tertentu.

Dari definisi SLA di atas, terdapat dua pihak yang berkepentingan, yaitu pihak penyedia (supplier) dan pihak pelanggan (costumer). Tentunya keduanya memiliki harapan masing-masing yang bisa saja berbeda. Harapan pelanggan menginginkan produk/layanan tersedia dengan cepat, namun dari pihak penyedia memerlukan waktu proses untuk menyediakan produk/layanan yang dibutuhkan tersebut. Perbedaan harapan inilah yang perlu dikomunikasikan agar tidak terjadi konflik.

Di sinilah diperlukan SLA untuk menjembatani perbedaan harapan, mendefinisikan kewenangan dan tanggung jawab masing-masing pihak sekaligus menjadi alat ukur efektifitas penyediaan produk/layanan oleh supplier.

Sebelum membuat SLA, terlebih dahulu harus dipahami dahulu tentang unsur- unsur yang terkait SLA yaitu Supplier, Input, Proses, Output, dan Costumer (SIPOC). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

https://lh5.googleusercontent.com/-uphqWefMVlo/Ud9tImcjv0I/AAAAAAAACoA/MVqGWekAVqE/s609/SIPOC.jpg

Keterangan:

  1. Supplier merupakan pihak yang memberikan sumber daya kepada organisasi untuk menjalankan proses menghasilkan produk/layanan
  2. Input adalah segala sumber daya yang digunakan dalam proses menghasilkan produk/layanan, meliputi Manusia, Mesin, Metode, Material dan Lingkungan (Mother Nature)
  3. Proses merupakan serangkaian aktivitas untuk menghasilkan produk/layanan, meliputi Proses Utama yaitu proses yang dilakukan untuk menghasilkan produk; Proses Pendukung yaitu proses yang dilakukan untuk mendukung proses utama; dan Proses Manajemen yaitu proses yang dilakukan untuk menyempurnakan proses utama
  4. Output adalah berupa produk/layanan yang dihasilkan dari suatu proses
  5. Costumer adalah pihak yang menerima/membutuhkan produk/layanan dari suatu organisasi.

SLA dibutuhkan jika dilihat dari sisi Penyedia layanan adalah sebagai jaminan atas service yang diberikan kepada klien, sehingga klien tersebut bisa puas atas layanan yang diberikan, dampak lain yang akan muncul dari sisi penyedia layanan adalah konsep pemasaran tradisional yaitu pemasaran dari mulut ke mulut , maksudnya adalah klien akan memberikan rekomendasi kepada temannya/ rekan lainnya bahwa layanan yang diberikan oleh penyedia tersebut bagus, sehingga berharap teman/ rekan lainnya mau berlangganan kepada provider/ penyedia layanan tersebut

Dari sisi klien adalah menjamin aspek ketersedian  (availability) informasi (kalau mengacu kepada konsep informasi yang berkualias) sehingga pihak klien merasa terbantu dengan ketersediaan layanan yang diberikan oleh pihak provider, sehingga proses pengelolaan data/ informasi dengan pihak-pihak terkait (customer/ vendor) berjalan lancar & tidak terganggu karena layanan itu mati, bisa dibayangkan jika klien tersebut adalah sebuah institusi perbankan (dimana layanan yang dibutuhkan adalah 24 jam , dengan kata lain layanan internet nya tidak boleh down (mati), dan bisa dibayangkan juga jika layanan dari perbankan itu down (mati), akibatnya dari aspek pemasaran nasabahnya dari bank tersebut tidak akan percaya , sehingga dampak yang paling tragis adalah nasabah tersebut akan berpindah kepada layanan dari bank lain ?, begitupula layanan-layanan lainnya seperti Perguruan tinggi, yang nantinya akan berdampak kepada image yang kurang baik dari perguruan tinggi tersebut.

B. Operational Level Agreement
Operational Level Agreement adalah kontrak yang menentukan bagaimana berbagai kelompok TI dalam perusahaan berencana memberikan layanan atau rangkaian layanan. OLA dirancang untuk mengatasi dan memecahkan masalah silo TI dengan menetapkan seperangkat kriteria tertentu dan menentukan rangkaian layanan TI tertentu yang masing-masing departemen bertanggung jawab. Perlu dicatat bahwa istilah Service Level Agreement (SLA) digunakan di banyak perusahaan saat membahas kesepakatan antara dua kelompok internal, namun menurut kerangka Teknologi Informasi Infrastruktur Informasi (ITIL) untuk praktik terbaik, jenis kontrak internal ini harus disebut Sebuah Perjanjian Tingkat Operasional.

OLA bukan pengganti SLA. Tujuan OLA adalah untuk membantu memastikan bahwa kegiatan yang mendasari yang dilakukan oleh sejumlah komponen tim pendukung secara jelas disesuaikan untuk menyediakan SLA yang dimaksud.

Jika OLA yang berada di bawah tidak ada, seringkali sangat sulit bagi organisasi untuk kembali dan memberi persetujuan insinyur antara tim pendukung untuk mengirimkan SLA. OLA  harus dilihat sebagai dasar praktik yang baik dan kesepakatan bersama.

Perbedaan antara SLA dan OLA adalah:


  1. Service Level Agreement berfokus pada bagian layanan dari perjanjian, seperti uptime layanan dan kinerja. Di sisi lain, Perjanjian Tingkat Operasional adalah kesepakatan sehubungan dengan pemeliharaan dan layanan lainnya.
  2. Service Level Agreement pada dasarnya adalah kontrak antara penyedia layanan dan pelanggan. OLA adalah kesepakatan antara kelompok pendukung internal sebuah institusi yang mendukung SLA.
  3. Saat membandingkan kelompok sasaran, OLA memiliki kelompok sasaran lebih kecil daripada SLA.
  4. Berbeda dengan OLA, SLA menghubungkan penyedia layanan ke pelanggan.
  5. Perjanjian Tingkat Operasional lebih bersifat teknis daripada Service Level Agreement.
Contoh Kasus:

Kasus:
Penyedia layanan internet memberikan SLA 98% pada paket biaya per bulan Rp 1.000.000, hitunglah biaya yang wajib dibayar oleh pengguna saat bulan Juni jika SLA layanan pada bulan tersebut adalah 76.6%
Penyedia layanan internet memberikan SLA 98% pada paket biaya per bulan Rp 1.000.000. Saat bilan Juni SLA layanan yang diberikan hanya 76.6%

Permasalahan:
Karena SLA layanan pada bulan Juni hanya 76.6%, Berapa biaya yang wajib dibayar pada bulan Juni?

Jawab:

SLA dengan SLA 98%, artinya layanan standard mereka 98% dalam 1 bulan, dan 2% dianggap wajar jika terjadi mati (down) dalam layanan tersebut)

1 hari = 24 jam 
1 bulan = 30 hari

Biaya bulanan Internet = Rp. 1.000.000

==> 1 bulan = 30 hari x 24 jam = 720 Jam (720 jam merupakan layanan 100%)

==> Sedangkan jika 98% maka layanan standard mereka adalah

==> 98% * 720 jam = 705.6 jam (layanan standard mereka, sisanya 14.4 jam dianggap wajar jika layanan itu mati (down)

Biaya bulanan internet = Rp 1.000.000
SLA layanan bulan Juni  = 76,6% artinya pihak provider bulan Juni hanya bisa memberikan layanan internet sebesar 76,6% dan terdapat  selisih 21.3% (98% – 76.6%) yang tidak bisa dipenuh oleh pihak provider

Nah 21,3 % itu adalah hak kita untuk mendapatkan penggantian, penggantian ini biasanya dlm bentuk pengurangan pembayaran, misalkan kita bayar:

1 bulan Rp 1.000.000 = untuk layanan 98% (1% sekitar Rp 10.204)

Maka untuk layanan hanya 76.6% = 1.000.000 – (21.3% X Rp 10.204)

=  Rp 1.000.000 – Rp 217.345

    =  Rp 782.654

Artinya dlm bulan ini kita hanya punya kewajiban membayar sekitar Rp 782.654

Sumber:
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/167-artikel-pajak/12530-mengenal-lebih-dekat-sla-service-level-agreement
https://bambangsuhartono.wordpress.com/2013/07/26/pengertian-dan-cara-perhitungan-sla-service-level-agreement/
https://servernesia.com/1460/apa-itu-sla/
http://taufikfajarr.blogspot.co.id/2017/06/service-level-agreement-dan-operational.html

Sabtu, 20 Mei 2017

Penjelasan dan Perbandingan Framework Manajemen Layanan SI

Information Technology Infrastructure Library vs Control Objective for Information and related Technology vs Application Services Library

1. Information Technology Infrastructure Library (ITIL)


Image result for Information Technology Infrastructure Library
ITIL adalah suatu rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan TI. Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan deskripsi detail tentang beberapa praktik TI penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi TI.


Walaupun dikembangkan sejak dasawarsa 1980-an, penggunaan ITIL baru meluas pada pertengahan 1990-an dengan spesifikasi versi keduanya (ITIL v2) yang paling dikenal dengan dua set bukunya yang berhubungan dengan ITSM (IT Service Management), yaitu Service Delivery (Antar Layanan) dan Service Support (Dukungan Layanan).

Pada 30 Juni 2007, OGC menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut adalah:

- Service Strategy
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tetapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.


Bagi organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta memprioritaskan berbagai rencana perbaikan operasional maupun organisasional di dalam organisasi TI.


Bagi organisasi TI yang saat ini telah mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk melakukan review strategis bagi semua proses dan perangkat (roles, responsibilities, teknologi pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta untuk meningkatkan kapabilitas dari semua proses serta perangkat ITSM tersebut.


- Service Design

Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.

- Service Transition
Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.

- Service Operation
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.

- Continual Service Improvement
Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle

2. Control Objective for Information and related Technology (COBIT)


Image result for Control Objectives for Information and Related Technologies
Disusun oleh Information Systems Audit and Control Foundation (ISACF®) pada tahun 1996. Edisi kedua dari COBIT diterbitkan pada tahun 1998. Pada tahun 2000 dirilis COBIT 3.0 oleh ITGI (Information Technology Governance Institute),  COBIT 4.0 pada tahun 2005. dan COBIT 4.1 dirilis pada tahun 2007.


COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.Target pengguna dari framework COBIT adalah organisasi/perusahaan dari berbagai latar belakang dan para profesional external assurance.

Secara manajerial target pengguna COBIT adalah manajer, pengguna dan profesional TI serta pengawas/pengendali profesional. Secara resmi tidak ada sertifikasi profesional resmi yang diterbitkan oleh ITGI atau organisasi manapun sebagai penyusun standar COBIT. Di Amerika Serikat standar COBIT sering digunakan dalam standar sertifikasi Certified Public Accountants (CPAs) danChartered Accountants (CAs) berdasarkan Statement on Auditing Standards (SAS) No. 70 Service Organisations review, Systrust certification or Sarbanes-Oxley compliance.

Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:
- Effectiveness
Menitikberatkan pada sejauh mana efektifitas informasi dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.
- Efficiency
Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh sistem.
- Confidentiality
Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis.
- Integrity
Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem.
- Availability
Menitikberatkan pada ketersediaan data/informasi dalam sistem informasi.
- Compliance
Menitikberatkan pada kesesuaian data/informasi dalam sistem informasi.
- Reliability
Menitikberatkan pada kemampuan/ketangguhan sistem informasi dalam pengelolaan data/informasi.

3. Application Services Library (ASL)


Image result for Application Services Library
ASL adalah kerangka kerja domain publik dari praktik terbaik yang digunakan untuk standarisasi proses dalam Aplikasi Manajemen, disiplin memproduksi dan memelihara sistem informasi dan aplikasi. Istilah "perpustakaan" digunakan karena ASL disajikan sebagai satu set buku yang menggambarkan praktek-praktek terbaik dari industri TI. Hal ini dijelaskan dalam beberapa buku dan artikel (banyak dari mereka hanya tersedia dalam bahasa Belanda) dan di situs resmi ASL BiSL Foundation.


ASL erat terkait dengan kerangka kerja ITIL (IT Service Management) dan BiSL (Manajemen Informasi dan Manajemen Fungsional) dan Capability Maturity Model (CMM).

Kerangka ASL dikembangkan karena ITIL, dipeluk oleh departemen infrastruktur TI, terbukti tidak memadai untuk Manajemen Aplikasi: pada waktu itu, ITIL tidak memiliki pedoman khusus untuk aplikasi desain, pengembangan, pemeliharaan dan dukungan. versi ITIL baru, terutama V3, semakin membahas Pengembangan Aplikasi dan Aplikasi Manajemen domain; ASL BiSL Foundation telah menerbitkan sebuah kertas putih membandingkan ITIL v3 dan ASL.

ASL dikembangkan pada akhir tahun sembilan puluhan di Belanda, awalnya sebagai model R2C proprietary, yang berkembang menjadi ASL pada tahun 2000. Pada tahun 2001 itu disumbangkan oleh IT Service Provider PinkRoccade ke ASL Foundation, sekarang ASL BiSL Foundation. Versi ASL2 diterbitkan pada tahun 2009.

Tujuan dari ASL adalah untuk membantu dalam profesionalisasi Manajemen Aplikasi.

Ada 4 proses dalam cluster Dukungan Aplikasi. Proses dalam cluster Organisasi Layanan mendukung penggunaan sehari-hari dari sistem informasi. Proses dalam cluster ini adalah:
- Use Support
- Configuration Management
- IT Operation Management
- Continuity Management

Keuntungan dan kerugian dari:
1. Information Technology Infrastructure Library (ITIL)
+ Efisien dalam memenuhi kebutuhan pelanggan
+ Membuat sistem yang berfungsi untuk mengatur kebutuhan pelayanan lebih efektif
+ Dapat beradaptasi dengan perubahan yang dialami bisnis sambil mempertahankan operasi pelayanan pada bisnis


- Buku manual ITIL mahal
- Pengimplementasian ITIL membutuhkan tenaga kerja ahli
- Tidak kompatibel dengan framework lain seperti ISTM

2. Control Objective for Information and related Technology (COBIT)
+ Merupakan framework yang bagus untuk untuk keperluan bisnis
+ Mampu untuk memproses data yang kompleks
+ Dapat membandingkan kinerja IT terhadap tujuan dan strategi bisinis secara detail

- Memerlukan perbaharuan yang rutin, terutama saat ada perubahan pada bisnis. Yang berarti memakan banyak waktu
- Mahal
- Tidak cocok untuk bisnis menengah kebawah

3. Application Services Library (ASL)
+ Lebih baik daripada ITIL (cek)
+ Komplemen dengan framework lain
+ Dapat mempresentasikan keuntungan dan biaya dalam manajemen

- Tidak ada kekurangan yang signifikan

=/=

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/ITIL
https://en.wikipedia.org/wiki/COBIT
https://en.wikipedia.org/wiki/Application_Services_Library
http://informasi-disini.blogspot.co.id/2016/05/application-service-library.html
https://www.axelos.com/best-practice-solutions/itil/key-benefits-of-itil
https://www.quora.com/How-can-COBIT-benefit-an-organisation