AUDIT TEKNOLOGI SISTEM
INFORMASI
DISUSUN OLEH
ARYA DWI
PRAMUDITA
(11115069)
MOHAMMAD FAISAL
.H (14115280)
RIZKI APRILIA DWIJAYANTI
(16115138)
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2018/2019
=========================
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Gartner
Framework (Formerly, the Meta Framework)
Gartner
merupakan sebuah riset informasi teknologi dan perusahaan yang menyediakan
teknologi yang berhubungan dengan kapasitas pencarian fakta terselubung. Riset
yang diberikan oleh Gartner bertarget pada CIO dan pemimpin IT senior pada industry dimana menyertakan agen pemerintah, high-technology dan telecom
enterprise, professional service firm dan technology inventor. Pelanggan Gartner
menyertakan korporasi besar, agensi pemerintah, perusahaan teknologi dan
komunitas investasi. Perusahaan Gartner terdiri dari riset, program eksekutif,
konsultasi dan acara, memberikan informasi riset, praktek terbaik dan trend.
Menurut Gartner,
arsitektur perusahaan adalah mengenai menyatukan tiga unsur yaitu:
1)
Pemilik Bisnis
2)
Spesialis Informasi
3)
Pelaksana Teknologi
Arsitektur perusahaan dalam tampilan Gartner adalah
tentang strategi bukan tentang teknik. Hal ini difokuskan pada tujuan. Salah
satu visi yang memiliki konsekuensi besar adalah di arsitektur bisnis,
informasi dan teknik.
1.1
Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF)
Federal Enterprise Architecture
adalah arsitektur enterprise
pemerintah federal. Sebuah enterprise
architecture menggambarkan keadaan pada saat ini dan masa depan lembaga,
dan menjabarkan rencana untuk transisi dari kondisi saat ini ke keadaan masa
depan yang diinginkan. Federal enterprise
architecture adalah sebuah karya dalam proses untuk mencapai tujuan
tersebut. Hal ini dirancang untuk kemudahan berbagi informasi dan sumber daya
di seluruh badan-badan federal, mengurangi biaya, dan memperbaiki keadaan
masyarakat.
FEA dibangun dengan menggunakan berbagai macam
model referensi, yang mengembangkan taksonomi umum dan ontologi untuk
menggambarkan sumber daya IT, ini termasuk:
1)
Kinerja Reference Model
2) Layanan Komponen Model Reference
3) Bisnis Model Reference Data
4) Reference Model
5) Model Referensi Teknis
Hal ini dirancang untuk kemudahan berbagi informasi dan
sumber daya di seluruh badan-badan federal, mengurangi biaya, dan meningkatkan
layanan warga Negara.
1.3 Zachman Framework
Pada tahun 1980-an, John Zachman telah terlibat di IBM
dalam pengembangan Perencanaan Sistem Bisnis (BSP), sebuah metode untuk
menganalisis, mendefinisikan, dan merancang arsitektur informasi organisasi.
Zachman framework adalah sebuah enterprise architecture framework yang
menyediakan cara formal dan sangat terstruktur untuk melihat dan mendefinisikan
suatu enterprise.
Framework ini terdiri dari sebuah
matriks dua dimensi klasifikasi yang didasarkan pada enam pertanyaan komunikasi
(what, where, why, who, dan how) dengan enam baris sesuai dengan transformasi
reifikasi. Framework adalah struktur sederhana dan logis untuk
mengklasifikasikan dan mengatur representasi deskriptif dari suatu perusahaan.
Meskipun tidak ada urutan prioritas untuk kolom dari framework, urutan top down
dari baris ini penting untuk penyelarasan konsep bisnis dan fakta fisik
perusahaan yang sebenarnya. Detail dari setiap level adalah fungsi dari setiap
sel (dan bukan baris).
BAB 2 PERBANDINGAN
Karena dari beberapa metodologi memiliki komponen dan
karakteristik tersendiri, maka organisasi perlu memahami lebih dalam mengenai
komponen dan karakteristik masing-masing framework tersebut, sehingga
metodologi yang digunakan dapat selaras dengan kebutuhan bisnis. tetapi ada 12
kriteria umum yang digunakan untuk membandingkan dan mengevaluasi
perusahaan-perusahaan arsitektur metodologi. Tidak semua kriteria ini mungkin
relevan untuk salah satu organisasi, dan mungkin beberapa lebih penting dari
yang lain. Bagian ini hanya berfungsi sebagai titik awal untuk melakukan
evaluasi. Peringkat masing-masing metodologi ditetapkan nilai sebagai berikut:
1. Kurang
2. Tidak memadai
3. Diterima
4. Sangat baik
Perlu diketahui bahwa peringkat ini bersifat subyektif. 12
kriteria yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
- Taxonomy completes, mengacu pada seberapa baik anda dapat menggunakan metodologi untuk mengklasifikasikan berbagai artefak arsitektur.
- Process completeness, sepenuhnya mengacu pada bagaimana metodologi memandu anda melalui proses langkah demi langkah untuk menciptakan arsitektur enterprise.
- Reference model guidance, mengacu pada bagaimana metodologi berguna dalam membantu membangun satu set model referensi.
- Practice guidance, mengacu pada berapa banyak metodologi membantu anda mencerna pola pikir arsitektur perusahaan ke organisasi anda.
- Maturity Model, mengacu pada berapa banyak panduan metodologi memberi anda dalam menilai efektifitas dan kematangan organisasi yang berbeda dalam perusahaan anda dalam menggunakan enterprise architecture.
- Business Focus, mengacu pada apakah metodologi akan fokus pada penggunaan teknologi untuk mendorong nilai bisnis, dimana nilai bisnis secara khusus didefinisikan sebagai biaya dikurangi dan/atau pendapatan meningkat.
- Governance guidance, mengacu pada berapa banyak metodologi membantu dalam memahami dan menciptakan model pemerintahan yang efektif untuk enterprise architecture.
- Partitioning guidance, mengacu pada seberapa baik metodologi akan memimpin ke dalam partisi otonom yang efektif dari perusahaan, yang merupakan pendekatan yang penting untuk mengelola kompleksitas.
- Prescriptive catalog, mengacu pada seberapa baik metodologi memandu anda dalam menyiapkan katalog aset arsitektur yang dapat digunakan kembali dalam kegiatan di masa depan.
- Vendor neutrality, mengacu pada seberapa besar kemungkinan anda untuk menjadi terkunci ke sebuah konsultan tertentu dengan mengadopsi metodologi ini.
- Information availability, mengacu pada jumlah dan kualitas informasi gratis atau murah tentang metodologi ini.
- Time to value, mengacu pada kemungkinan lamanya waktu anda akan menggunakan metodologi ini sebelum anda mulai menggunakannya untuk membangun solusi yang memberikan nilai bisnis yang tinggi.
Tabel
1. Kriteria dan Ringkasan Peringkat Metodologi Enterprise Architecture
Tabel 2. Perbandingan Karakteristik Enterprise Architecture Framework
Tabel 3. Perbandingan Komponen Enterprise
Architecture Framework
Ketika mempelajari
lebih dalam mengenai enterprise
architecture, tidak ada satupun dari pendekatan - pendekatan ini yang benar
- benar lengkap. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan pada
masing-masing sisi.
Untuk beberapa enterprise, tidak ada
satupun dari metodologi-metodologi ini benar-benar lengkap dijadikan sebagai
suatu solusi. Ada pendekatan lain yang disebut blended metodology yaitu memilih
bagian-bagian dari metodologi, memodifikasi, menggabungkan, dan menyusunnya
untuk kebutuhan khusus organisasi.
BAB 3 CONTOH KASUS
PT. Majatera adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis
supermarket yang menyediakan beragam barang – barang retail yang dibutuhkan
oleh masyarakt mulai dari kebutuhan pokok seperti pakaian dan makanan hingga
kebutuhan sekunder seperti hiburan, alat tulis dan lain – lain. Maka kegiatan
pembelian barang dari pemasok (supplier) dan penjualan kembali barang retail ke
masyarakt pembeli merupakan fungsi utama dan vital dari supermarket ini. PT.
Majatera dipimpin oleh seorang direktur utma yang membawahi beberapa manajer,
kepala cabang dan staf operasional.
Dalam penelitian ini kasus yang diangkat adalah hal – hal
yang berhubungan dengan proses yang terjadi pada unit/fungsi operasional. Pada
fungsi opersional proses – proses yang terjadi adalah hal – hal yang berkaitan
dengan pengadaan barang, penjualan barang, penerimaan barang dan penyimpanan
barang.
Sistem pengelolaan barang pada supermarket akan
melibatkan unit – unit kerja di lingkungan supermarket antara lain:
-
Bagian pembelian/pengadaan barang
-
Bagian penyimpanan barang (gudang)
-
Bagian penjualan (kasir)
-
Bagian ekspedisi/angkutan barang - Bagian keuangan
- Manajemen Sedangkan
pihak luar yang terlibat adalah supplier.
Aliran proses bisnis
pada pengelolaan barang dalam pasar retail diasumsikan sebagai berikut:
a)
Berdasarkan pemantauan pihak manajer
operasional, diajukan permintaan pembelian sejumlah barang yang akan dijual di
ruang penjualan. Pihak manajemen pembelian barang kemudian memeriksa permintaan
tersebut dan minta persetujuan pihak manajer perusahaan. Bagian keuangan) untuk
pembelian sejumlah barang tersebut. Selanjutnya pembelian barang dilakukan
dengan didahului pemesanan ke pemasok atau langsung dibeli dari penyalur besar.
Pasokan barang diterima oleh bagian gudang. Sedangkan pembayaran dilakukan oleh
bagian keuangan. Pencatatan kedatangan barang pasokan dilakukan oleh bagian
pembelian dan juga bertugas mencocokkan spesifikasi barang sesuai dengan
pemesanan.
b)
Tugas dari bagian penjualan adalah
memantau keadaaan barang yang dipajang di ruang penjualan dan mencatat junlah
dari setiap jenis barang yang terjual, serta bekerjasama dengan gudang
mengelola persediaan barang dengan cara melaporkan jumlah setiap jenis barang
yang masih tersisa di ruang penjualan setiap hari. Inventarisasi atau
pencatatan jumlah barang sisa penjualan (stock opname) dilakukan pada saat
pasar swalayan tutup di malam hari.
c)
Bagian gudang bertugas memantau
pemasokan barang dari luar (supplier) dan mencatat jumlah barang yang masuk dan
yang keluar untuk dipajang di ruang penjualan, guna memantau persediaan barang
di gudang setiap hari. Disamping mengatur pemasukan dan pengeluaran barang juga
memeriksa kondisi barang yang akan dipajang di ruang penjualan untuk
selanjutnya di laporkan kepihak manajemen.
Bagian
ekspedisi/angkutan barang membantu bagian pembelian dalam angkutan barang yang
dibeli bebas atau pengantaran barang dalam pembelian barang elektronik
berukuran besar (TV, Kulkas, Mesin Cuci dan sebagainya).
View
Perencana (Planner View)
Planner view berisikan tentang ruang lingkup dan
memodelkan fungsi bisnis terhadap :
- Data
Data – data yang
diperlukan yaitu data barang, persediaan barang, supplier dengan atribut
sebagai berikut : Petugas = (*NIP, nama, bagian) Keuangan = (*No_inv, tgl, jml)
Gudang = (*kd_brg, nm_brg, tgl_msk, jml_msk, tgl_kel, Jml_kel) Supplier =
(*kd_splr, nm_splr, add_splr)
- Fungsi
Fungsi – fungsi yang
terlibat adalah bagian pembelian/pengadaan barang, bagian penyimpanan barang
(gudang), bagian penjualan (kasir), bagian ekspedisi/angkutan barang, bagian
keuangan dan manajemen
- Jaringan
Arsitektur jaringan
yang terdapat pada supermarket yang dijalankan oleh PT. Majatera terbagi atas
beberapa jaringan LAN yang terpisah – pisah antara tiap unit bisnis (divisi)
dan terpisah antara kantor pusat dengan kantor cabang dimana semuanya terhubung
pada server utama. Tiap unit memiliki server dan client sendiri, dimana
kesemuanya terhubung pada server utama.Hak akses diatur oleh administrator yang
mengelola seluruh jaringan.
Arsitektur jaringan
yang digunakan adalah sebagai berikut :
- Topologi jaringan
Topologi jaringan yang digunakan adalah topologi jaringan star bus yang
merupakan perpaduan antara topologi star dan bus. Topologi jaringan jenis ini
murah dan mudah dalam penerapannya.Bila ada kebutuhan penambahan jaringan,
topologi sta bus sangat memunginkan dalam implementasinya. Selain itu bila ada
kesalahan atau masalah dalam jaringan, mudah untuk dideteksi - Server Server
terdiri dari server utama dan server – server yang digunakan pada tiap unit
pada kantor pusat dan tiap kantor cabang. Tiap – tiap server di unit
– unit dan kantor cabang terhubung dengan server utama. Server utama merupakan
tempat penyimpanan utama dimana terdapat database dan aplikasi
-
Client Berupa PC biasa yang merupakan pengguna sistem dan informasi yang terkandung
di dalamnya
-
Hub Digunakan untuk memperkuat sinyal yang dikirimkan
-
Router Digunakan untuk meneruskan data yang berada pada jaringan yang berbeda
-
Switch Digunakan untuk mengurangi kemacetan yang disebabkan oleh padatnya arus
lalu lintas data
View
Pemilik (Owner View)
Owner view membahas mengenai bagaimana usaha harus
dijalankan ( Model Proses Bisnis) terhadap :
a)
Aritektur Data Konseptual
Pada kolom data dan baris model
bisnis merupakan suatu tahapan yangmengidentifikasikan entitas data yang
penting untuk dikelola dalam mendukung proses pengelolaan barang yang
dilakukan. Entitas yang terlibat dalam proses ini yaitu barang, gudang dan
supplier. Semua entitas ini dilengkapi dengan atribut – atribuat dan relasi
yang menghubungkan satu entitas dengan entitas yang lain. Diagram ER arsitektur
data dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Diagram ER tersebut dinamakan
model konseptual dari suatu enterprise.
a)
Arsitektur Function Logical
Entitas yang terlibat dalam
pengelolaan barang adalah petugas, keuangan, gudang dan supplier. Setelah
memeriksa barang pajangan di etalase supermarket maka petugas akan mengajukan
usulan PO (Pengajuan Order) yang dikirimkan ke supplier. Kemudian supplier
menindak lanjuti dengan melakukan pengiriman barang yang sesuai dengan yang
tercantum pada PO.Pada saat mengirimkan barang disertakan dokumen pengiriman
barang dan invoice.Dokumen pengiriman barang diserahkan pada bagian gudang
untuk dilakukan pengecekan apakah sudah sesuai dengan permintaan atau tidak.
Setelah pemeriksaan selesai dilakukan maka bagian gudang akan membuat laporan persediaan
barang masuk. Invoice diserahkan pada bagian keuangan untuk penyelesaian
pembayaran order yang dilakukan.
b)
Jaringan
Berikut adalah gambaran usulan
usulan arsitektur jaringan yang diajukan pada owner
View
Perancang (Designer View)
Designer
View membahas mengenai model logic dan mendefenisikan kebutuhan – kebutuhan terhadap:
a)
Arsitektur Data Logical
Dari
hasil data konseptual dihasilkan arsitektur data logical sebagai berikut:
a)
Fungsi
Pada tahapan ini digunakan diagram
alir data (Data Flow Diagram). Entitas luar yang terlibat adalah petugas,
keuangan dan supplier. Seperti terlihat pada gambar dan pada penjelasan
sebelumnya terlihat dimana setelah mendapat kiriman barang dari supplier,
bagian gudang melakukan pengecekan dan membuat laporan hasil pengecekan,
setelah pemeriksaan selesai lalu membuat laporan persediaan barang yang masuk.
a)
Jaringan
Pada kantor pusat dan masing –
masing kantor cabang jaringan yang dipakai adalah jaringan LAN (Local Area
Network). Jaringan LAN tersebut dihubungkan ke jaringan yan lebih luas yaitu
WAN (Wide Area Network) dengan,menggunakan router.
Dari usulan yang telah dijelaskan diatas diharapkan
arsitektur enterprise yang dirancang lebih mudah dipahami.Dengan menggunakan
framework zachman dalam perancangan arsitektur enterprise perancangan tidak
hanya dilihat dari sisi desainer saja tetapi juga dilihat dari sisi owner dan
juga planner sehingga sudut pandangnya lebih luas.
Daftar Pustaka
John Zachman’s Concise Definition of the zachman
framework. Zachman International 2008.
The Chief Information Officers Council. (1999).
Federal enterprise architecture Framework Version 1.1. September 1999.
Wartika. Iping Supriana. 2011. ANALISIS PERBANDINGAN
KOMPONEN DAN KARAKTERISTIK ENTERPRISE ARCHITECTURE FRAMEWORK. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Imelda. PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE DENGAN
METODE ZACHMAN FRAMEWORK (STUDI KASUS: PT. MAJATERA). Universitas Kampus
Indonesia